Kau Kawan
03.53.00
Panorama terindah
Dari banyak tampak alam
Kau paling menenangkan
Kau paling dirindukan
Kau pantai
Kau kawan
Pion-pion tak terkalahkan
Diatas papan catur
Kau paling berwarna
Tapi tidak abu-abu
Kau lawan
Kau kawan
Pada
banyak tampak alam, nyatanya pantai paling menenangkan hatiku. Diatas milyaran
butir pasir dan kerikil yang terbentang di sana-sini, sering aku tinggalkan
jejak langkah bersama kawan-kawanku beriring canda tawa lepas tanpa beban. Kebahagiaan
sulit ditahan saat itu. Suasana pantai mampu menghanyutkan apa saja yang ingin
dilupakan bahkan yang selama ini terngiang-ngiang tak mampu hilang.
Kawanku,
yang senantiasa berada di tengah pahit dan manis kehidupan, jejak langkah kaki kita pernah terbenam bersama disana,
diatas gundukan pasir basah itu. Kita pernah berlari bersama melawan ombak yang
bekejaran. Ingat kau, kawan? Semoga saja tak satupun cerita itu mati dalam hati
kita.
Ingatanku
pada masa-masa bahagia kita akhirnya jatuh pada hilangnya benaman langkah kaki
yang tersapu ombak. Lalu kita berjalan lagi, lalu jejak-jejak itu tersapu lagi.
Begitu seterusnya hingga aku tersadar bahwa cerita yang kusangka akan melekat
abadi itu perlahan hilang diseret ombak. Tanpa ombak, mungkin kita tidak akan
pernah melangkah maju, menciptakan jejak langkah baru dan mengitari bibir
pantai. Cerita itu memudar, karena tak dijaga hingga tercecer kemana-mana. Ombak
akan menyapu apa saja yang hendak ditinggalkan manusia di bibir pantai, meski
sekedar kenangan. Tapi pantai tetaplah pantai, panorama terindah mahakarya
Tuhan. Jatuh cinta pada pandangan pertama aku dibuatnya. Dan kau, kawan, juga panorama
terindah yang telah kukenal lama dan menjadi bagian dari rindu yang tak pernah
usai.
Lalu
kawan, aku pindahkan cerita kita diatas papan catur. Walau di dunia ini kita
tak bermain-main dengan catur, tapi cukup berlaku sebagai catur di dunia yang
lebih luas dari papan catur.
Kawan,
kau adalah pion tak terkalahkan diatas papan catur kehidupan ini. Kita cukup berbahagia hanya dengan berseragamkan
pion bukan? Kita pernah satu warna, satu cerita, satu pikiran, satu kejayaan
bahkan satu kekalahan. Walau kita juga pernah menjadi lawan diatas papan catur
kita sendiri. Menjadi wasit sendiri. Kita pernah berbeda warna, beda cerita,
lain pemikiran bahkan di ambang peperangan. Bersama kita hadapi itu tanpa ada
kata menyerah. Kalian yang rela berkorban demi kemenangan satu sama lain, kemenangan
kita, terimakasih telah menjadi bagian dari sejarah yang tak terlupakan. Kisah
kasih persahabatan yang dibangun di dalam dan luar ruangan bersekat, akan aku
rawat dalam memori sampai mati. Akan aku simpan kalian dalam kotak caturku, pionku. Sebelum kita terlalu jauh terpisah, sebelum jauh terseret arus kehidupan masing-masing. Sampai jumpa, kawanku.
0 komentar