Mawar (2013)

Kadang manusia dibutakan oleh akalnya sendiri. Mengaku-ngaku sakit hati padahal tidak. Merasa yang paling menderita padahal berkecukupan. O...

Kadang manusia dibutakan oleh akalnya sendiri. Mengaku-ngaku sakit hati padahal tidak. Merasa yang paling menderita padahal berkecukupan. Orang yang kuat adalah orang yang dimanjakan oleh penderitaan namun telah menemukan penawarnya. Memetik buah masalah bernama hikmah. Menelannya tanpa biji. Meresap ke setiap sendi dan darah. Ini bukan Mawar.
Hidup itu pilihan. Terpandang atau memandang. Dipandang atau ditendang. Itulah pilihan pelayan-pelayan dunia. Ini adalah pilihan Mawar. Sakit, derita, tangis, berdarah, mati dilakukan demi memajakan indera-indera makhluk bernafas, jari-jari yang gatal dan hati yang tak hati-hati. Bukan demi Mawar.
Kertas bernilai berpindah dari kulit ke kulit, kantong ke kantong, mesin ke mesin. Agar Mawar seindah Mawar. Bibirnya membuihkan suara ke seluruh penjuru mata angin. Ternyata… nyatanya hanya kentut. Bau tapi kosong. Orang bodoh mengendusnya. Orang bodoh meninggalkannya. Orang bodoh diam, menyerap dari renggangnya sisi jari yang menutupi dua lubang. “Bau kentut tak selalu sama. Sayang ‘tuk dilewatkan”, katanya.
Jarum jam enggan terlelap. Tak pernah sudi jika kehidupan digosipkan lagi. Lagi. Lagi-lagi kehidupan. Mual. Muak, Mawar…
oleh: Thalita Jacinda

You Might Also Like

0 komentar

Flickr Images